Trauma is an unusual event, it creates shock to our mind. A few years ago, Jakartans panicked facing flood. Causing traumatic moments until people decided to move to more secured areas. However, as flood kept occurring, Jakartans have got used to it, no more panick. Just like daily traffic jam, now floods are considered as part of their life.
In psychology, there`s an understanding that human has a capability of coping. In Jakarta: people don`t care anymore about traffic or flooding, they experience it too often. However, this is a bad sign. Ignorance towards what happens will impact to the future generation. The way they get used to flood or traffic jam is a sign that they don`t think longterm sustainably. For example: people know that living next to river is unhealthy, as they`re just so close to many diseases. They will always think of I get used to be here. They do not notice their babies are all around viruses as they grow up.
So, do you really want to feel fine all the time about flood and traffic jam? I hope that we haven`t lost our mind to give up.
Who Rosdiana Setyaningrum, Mpsi, MHPEd Profession Clinical psychologist Active in Diana&Associate, Heartsprings Therapy Center, Dzone Therapy Center Education Psychology postgraduate from University of Indonesia, Attended postgraduate programme at School of Medical Education – University of New South Wales, Sydney
Merasa Terbiasa adalah Pertanda Buruk
Trauma adalah kejadian yang tidak biasa, pikiran kita bisa kaget karenanya. Beberapa tahun lalu, warga Jakarta merasa panik saat menghadapi banjir. Peristiwa traumatis yang akhirnya membuat banyak orang memutuskan pindah ke wilayah yang lebih aman. Namun, seiring dengan banjir yang terus-menerus terjadi, orang Jakarta jadi terbiasa, tidak panik lagi. Sama seperti macetnya lalu lintas setiap hari, sekarang ini banjir seakan dianggap bagian dari kehidupan mereka.
Dalam psikologi, terdapat pemahaman bahwa manusia memiliki kemampuan untuk coping. Di Jakarta: orang-orang tidak lagi peduli dengan macet atau banjir, mereka terlalu sering mengalaminya. Tetapi, ini merupakan pertanda buruk. Dengan mereka mengabaikan seperti itu, maka akan berdampak ke generasi mendatang. Yang terbiasa dengan banjir atau macet adalah tanda bahwa mereka tidak berpikir jangka panjang. Contohnya: orang tahu kalau tinggal di bantaran sungai itu tidak sehat, karena mereka jadi sangat dekat dengan banyak penyakit. Mereka akan selalu berpikir saya sudah terbiasa di sini. Bahkan seringkali tidak sadar kalau bayi mereka hidup di sekitar virus.
Jadi, apakah Anda benar-benar ingin merasa baik-baik saja saat banjir dan macet? Saya berharap kita belum mau menyerah begitu saja.
Siapa Rosdiana Setyaningrum, Mpsi, MHPEd Profesi Psikolog klinis Aktif di Diana&Associate, Heartsprings Therapy Center, Dzone Therapy Center Pendidikan S2 Psikologi – Universitas Indonesia, School of Medical Education – University of New South Wales, Sydney
Anisa Kirana | 2015 – 2016 | Written for Utarakan Jakarta | Published on utarakanjakarta.com | Photo credit: Facebook, Rosdiana Setyaningrum